1.
Identifikasi Kasus
Nama
: Purwanto
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Kelas
: VIII B SMP N 3 PAJANGAN
Tempat,
tanggal lahir : Bangunrejo, 26
juli 1996
Agama : Islam
Suku : jawa
Alamat
: Kp. Bangunrejo,yogyakarta RT 04 RW 01
Anak
ke : 3 dari 5 saudara
Nama
Orang Tua
Ayah : Iskandar
Ibu : Nur Hidayah
Pendidikan
Terakhir Orang Tua
Ayah : SMP
Ibu : SMP
Pekerjaan
Orang Tua
Ayah
: Swasta
Ibu
: Ibu rumah tangga
Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari guru
pembimbing, anton (nama samaran) merupakan siswa yang periang dan begitu
tertarik ketika diberikan tugas untuk mengisi Daftar Cek Masalah (DCM) di
kelasnya, praktikan berfikir bahwa ia merupakan siswa yang aktif dan unggul di
kelasnya. Namun ketika hasil DCM di kelas VIII B tersebut telah diolah,
didapatkan bahwa anton memiliki bobot skor aspek akademik yang paling rendah
diantara teman-teman yang lainnya. Ia menceklis poin pernyataan sebagai berikut
: (1) apabila melihat temannya selalu saja minder (2) mudah tersingung (3)
mempunyai masalah dengan si C (4) selalu membuat onar di kelas.
Setelah dilakukan langkah awal identifikasi
masalah melalui DCM anton,
kemudian dilakukan pengecekkan terhadap daftar absen dan berkoordinasi dengan
guru BK bahwa anton memang sering tidak
hadir di sekolah selama 1 semester ini, dan pernah menagalami kekerasan dengan
temannya sehingga dia melampiaskannya dengan teman yang di angapnya lemah . Dari buku pribadinya, menunjukkan penurunan
belajar yang drastis. Sejak SD, anton selalu memasuki rangking 3 besar dan
sampai kelas VII prestasi belajar
SA cukup baik, ia berhasil masuk rangking 10 besar. Namun terjadi penurunan
ketika ia masuk ke kelas VIII hingga kini dia masih saja mengalami penurunan
dalam prestasinya, anton memiliki nilai paling rendah pada mata pelajaran
matematika, fisika, dan bahasa inggris, sedangkan pada mata pelajaran yang
lainnya tidak sebagus saat ia duduk di kelas VII.
3.
Identifikasi Masalah Utama dan Faktor Penyebab
Si anton tinggal
dengan kknya, kknya menikah dengan seorang yang memiliki profesi bengkel si
anton tidak memiliki ayah dan ibunya berada di kampung, saat si anton ini tidak
bersekolah, ia di suruh oleh sang kk untuk tinggal bersamanya. Saat ia di sekolahkan dia merasa senang
banget, 2 tahun kemudian si kk iparnya mendidik si pw dengan keras, dengan
suara lantang di mengatakan ke anton “kamu
kalo ingin sekolah harus nurutin apa yang saya suruh” dan di sini si anton
di suruh bekerja.
Sehingga si anton jarang masuk sekolah, saat si anton ini
ingin sekolah pun malas untuk masuk karna kecapean. Di siang hari setelah
pulang sekolah, dia sudah membantu kk iparnya untuk bekerja di bengkel
sedangkan di malam hari si anton membantu kknya untuk mempersiapkan adonan kue
untuk di jual besok pagi. Ketika tidak
masuk sekolah, anton tidak pernah keluyuran main ke warnet ataupun tempat lain,
ia terkadang membantu mengurus adenya yang disuruh oleh kknya karena kknya
bekerja sampingan sebagai panjual kue di pasar. Oleh karena itu, ketika anton tidak
masuk sekolah pun, kknya tidak menegurnya, asalkan anton tidak bersekolahnya
tak apa yang penting ada di rumah.
Berdasarkan hasil
identifikasi masalah dapat diketahui masalah utama dari kasus adalah “manajemen diri yang kurang baik”
sehingga termasuk dalam permasalahan aspek pribadi dengan penyebab utama masalah adalah sebagai
berikut.
a.
Faktor di dalam
siswa
1)
Kelemahan mental
2)
Rendahnya motivasi,
3)
Kebiasaan dan sikap
yang salah
4)
Selalu ringan
tangan
5)
Selalu merasa
kurang bersemangat saat belajar
b.
Faktor di luar
siswa
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dapat diketahui
penyebab utama masalah dari dalam diri siswa adalah sebagai berikut.
1)
Terlalu banyak
kegiatan di luar rumah
2)
Pandangan orang tua
yang salah tentang pendidikan
3)
Seorang kk ipar
yang mendidik dengan cara keras
4)
Tidak ada waktu
untuk belajar
Alternatif penanganan
yang mungkin digunakan adalah sebagai berikut.
a.
Pendekatan client
centered dengan memfokuskan pada
perencanaan kegiatan yang dapat mereduksi efek terhadap kegiatan sehari-hari
yang mengganggu kegiatan belajar.
b.
Pendekatan behavioral dengan memfokuskan pada penghargaan dan hukuman terhadap pelaksanaan kegiatan yang dapat mereduksi efek terhadap kegiatan
sehari-hari yang mengganggu kegiatan belajar.
c.
Pendekatan behavioral dengan memfokuskan pada assertive training terhadap
pelaksanaan kegiatan yang
dapat mengganggu terhadap kegiatan belajar.
5.
Rekomendasi
Penanganan yang digunakan untuk menangani kasus secara
spesifik dipaparkan sebagai berikut.
a.
Penanganan
yang dilakukan dengan pendekatan behavior
yang memfokuskan pada assertive
training dengan langkah-langkah operasional sebagai berikut.
1)
Konseli dilatih
untuk mengatakan tidak jika diajak bermain disaat waktu belajar.
2)
Pindah
tempat duduk kedepan dekat dan menjauh dari bangku teman yang sering mengganggu.
3)
Konseli diarahkan /
fasilitasi merumuskan agenda kegiatan sehari-hari yang terinci terutama
kegiatan belajarnya
0 komentar:
Posting Komentar